THYROTOXICOSIS IN PATIENTS WITH HYDATID MOLE

Penulis

  • Rahadianto Rahadianto Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah
  • Maimun Z. Arthamin Medical Faculty Brawijaya University, Saiful Anwar General Hospital Malang

DOI:

https://doi.org/10.30649/obj.v4i1.57

Kata Kunci:

Mola hydatodosa, HCG, TSH, sFlt1

Abstrak

Mola Hydatidosa, juga sering disebut hamil anggur, merupakan kehamilan yang ditandai dengan
perkembangan trofoblas yang tidak normal. Insiden mola hidatidosa per 1.000 kehamilan terjadi di Asia. Di
Indonesia, pada tahun 2002 ditemukan kasus mola hidatidosa 1:123 kehamilan, dan pada tahun 2003
ditemukan kasus mola hidatidosa 1:245 kehamilan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di tempat
yang sama pada tahun 2012–2013 diperoleh sebanyak 39 kasus mola hidatidosa yang didistribusi
berdasarkan kelompok umur, paritas, pendidikan, dan kadar hemoglobin penderita. Hipertiroid Trofoblastik
adalah kasus yang jarang tetapi dapat mengancam jiwa. Alfa subunit-human chorionic gonadotropin (HCG)
menyerupai dengan alfa sub unit-thyroid stimulating hormon (TSH). Jika konsentrasi HCG meningkat pada
waktu yang panjang, hal itu dapat meningkatkan kadar free T4 dan free T3. Pada pasien ini didapatkan pula
terjadinya hipertensi mendadak, proteinuria 3+, ketonuria 3+, hematuria 3+, lekosituria 1+, bakteriuria yang
kemungkinan dapat disebabkan oleh karena terjadinya suatu pre-eklampsia atau ISK pada pasien ini.
Penyebab terjadinya pre-eklampsia pada kehamilan mola diperkirakan oleh karena berlebihannya kadar
soluble fms-like tyrosine kinase 1 (sFlt1) di sirkulasi, protein anti-angiogenic endogen yang masuk ke sirkulasi
ibu setelah diproduksi berlebihan di placenta.

Referensi

Harjito VN, Hidayat YM, Amelia I. Hubungan antara Karakteristik Klinis Pasien Mola Hidatidosa

dengan Performa Reproduksi Pascaevakuasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Reproductive

Performance Post-Evacuation in Hasan Sadikin General Hospital Bandung. 2017;3:25–31.

Olivia FC. Seorang Wanita 30 Tahun Dengan Mola Hidatidosa Komplet A 30 Years Old Woman with

Complete Hydatidiform Mole. 2016;5(April).

Joneborg U. HYDATIDIFORM MOLE – PREVALENCE AND OUTCOME. Stockholm, Sweden; 2016.

Choi KU, Suh DS, Lee NK, Kwon BS, Kim SC, Joo JK. Case Report Complete hydatidiform mole with

massive intrauterine hemorrhage in an adolescent girl. 2017;10(5):8375–9.

Kusuma AI, Pramono BA, Semarang K. Karakteristik mola hidatidosa di rsup dr. kariadi semarang.

;6(2):319–27.

Wagey FW, Lengkong RA. Profil penderita mola hidatidosa di RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou. 2016;4.

Bhat S, Maletkovic J. CASE REPORT A Hydatidiform Mole Can Cause Severe Gestational

Hyperthyroidism. 2013;25(12):298–300.

Anyanwu M, Bah K. A cross sectional descriptive study on hydatidiform mole at Gambian tertiary

hospital. 2020;9(1).

Baskara G, Nugraha A, Samodro P. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. JKKI. 2019;

Walkington L, Webster J, Hancock BW, Everard J, Coleman RE. Hyperthyroidism and human

chorionic gonadotrophin production in gestational trophoblastic disease. Br J Cancer [Internet].

;104(11):1665–9. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/bjc.2011.139

Blick C, Schreyer KE. Gestational Trophoblastic Disease-induced Thyroid Storm. 2019;409–12.

Filipescu GA, Alina SO, Nicoleta C, Amelia M, Gratiana BA, Davila PC. Molar pregnancy and thyroid

storm - literature review. 2017;3(23):121–5.

Vitoratos N, Hassiakos D, Iavazzo C. Molecular Mechanisms of Preeclampsia. 2012;2012.

Duhig K, Vandermolen B, Shennan A. Recent advances in the diagnosis and management of preeclampsia [ version 1 ; referees : 2 approved ]. 2018;7:1–8.

Kanter D, Lindheimer MD, Wang E, Romana G, Bousfield E, Karumanchi SA, et al. Angiogenic

dysfunction in molar pregnancy. 2010;202(July 2007):1–9.

Unduhan

Diterbitkan

2021-01-05

Cara Mengutip

Rahadianto, R., & Arthamin, M. Z. (2021). THYROTOXICOSIS IN PATIENTS WITH HYDATID MOLE. Oceana Biomedicina Journal, 4(1), 76–85. https://doi.org/10.30649/obj.v4i1.57