PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
DOI:
https://doi.org/10.30649/obj.v6i2.133Kata Kunci:
Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), suhu pengeringan, flavonoidAbstrak
Pendahuluan: Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah salah satu tanaman yang secara empiris digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki Bioaktivitas sebagai antioksidan, antibakteri, antijamur, antidiabetes, antiinflamasi, antiseptik, dan antibakteri mengandung banyak senyawa metabolit sekunder salah satunya senyawa flavonoid.
Metode: Daun yang digunakan di olah menjadi simplisia dengan metode pemanasan oven dengan variasi suhu berbeda (35OC, 50OC, 65OC) dan di ekstaksi menggunakan pelarut etanol 70%. Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa flavonoid dengan penambahan serbuk Mg dan HCl pekat dimana positif flavonoid jika berwarna kuning-orange. Penetapan kadar senyawa flavonoid dilakukan menggunakan metode spektofotometri UV-Vis.
Hasil: Uji identifikasi yang telah dilakukan ekstrak etanol daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan suhu 35OC, 50OC, dan 65OC positif mengandung flavonoid dilihat dari warna yang dihasilkan yaitu kuning-orange. Serta rata rata kadar flavonoid yang di dapatkan pada suhu 35oC : 2,685% 50oC : 2,476% dan 65oC :1,980 %.
Kesimpulan: Semakin rendah suhu pengeringan simplisia maka kadar senyawa flavanoid semakin tinggi. Variasi suhu pengeringan simplisia tidak berpengaruh terhadap adanya senyawa flavanoid.
Referensi
Azizah, Dyah Nur, Endang Kumolowati, and Fahrauk Faramayuda. 2014. “Penetapan Kadar Flavonoid Metode AlCl3 Pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.).” Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi 2(2): 45–49.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat (cetakan pertama), Jakarta ,Direktorat pengawasan obat dan makanan Direktrorat pengawasan obat tradisional.
Departemen kesehatan republik Indonesia. 2017. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi ke-4, Jakarta.
Harbone, J.B., 1987. Metode Fitokimia:penuntunan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedua. Bandung: ITB
Khorani, Nur. 2013. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi Karakterisasi Simplisia Dan Standarisasi Ekstrak Etanol Herba Kemangi (Ocimum Americanum L.).
Pratiwi, M., M. Suzery., and B. Cahyono. 2010. Total Fenolat dan Flavonoid Dari Ekstrak dan Fraksi Daun Kumis Kucing (Orthosphon stamineus B.) Serta Antioksidannya. Universitas Diponegoro, jurnal Sains 18(1) :140- 148.
Rega Alfaz Luginda, Bina Lohita, Lusi Indriani. 2018. Pengaruh Variasi Konsentrasi Pelarut Etanol Terhadap Kadar Flavonoid Total Daun Beluntas (PlucheaI ndica(L.)Less) Dengan Metode Microwave – Assisted Extraction(Mae).Jurnal Universitas Pakuan Bogor.
Susmayanti, Windi, Enny Fachriyah, and Dewi Kusrini. 2012. “Isolasi, Identifikasi Dan Uji Sitotoksik Senyawa Flavonoid Dari Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anredera Cordiforlia (Tenns) Stennis).” Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15(3): 88–93.
Utami, Hesti Fajar, Rini Budi Hastuti, and Endah Dwi Hastuti. 2015. “Kualitas Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Pada Suhu Pengeringan Berbeda.” jurnal Biologi 4(2): 1–9.
Wijanarko Ardi, Santi perawati, dan Lili andriani. 2020. “standarisasi simplisia daun ciplukan” jurnal farmasetis 9(1): 31-40.
Yulianti dian, Bambang, dan Rini. 2014. “pengaruh lama ekstraksi dan konsentrasi pelarut etanol terhadap sifat fisika kimia ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana bertoni M.) dengan metode microwave assisted extraction (MAE)” jurnal bioproses komoditas tropis 2(1)
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Oceana Biomedicina Journal

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
